Sebuah tulisan yang membedah gagasan tentang etika masa depan dari Hans Jonas.
Hans Jonas (1903–1993) adalah seorang filsuf yang mengkaji dasar tanggung jawab terhadap generasi mendatang. Dalam karyanya Imperative of Responsibility (1979), Jonas memperingatkan bahaya peradaban ilmiah dan teknologi serta meletakkan dasar bagi tanggung jawab terhadap generasi mendatang.
Etika masa depan yang dikenalkan Hans Jonas menitik beratkan pada Responsibility (Tanggung Jawab) dan Reciprocity (Timbal Balik) dari setiap tindakan yang kita buat.
‘Bertindaklah sedemikian rupa sehingga efek dari tindakanmu tidak merusak kemungkinan hidup dimasa depan dan dalam melakukan apapun, masukkan dalam pertimbanganmu tentang generasi yang akan mendatang.’
Contoh:
Jonathan, Seorang perokok dan peminum berat.

Apakah dia memikirkan bahwa tindakannya akan berpengaruh fatal ketika berkeluarga nanti? Andai sejak awal ia mempertimbangkan untuk menjalani hidup yang lebih sehat, mungkin keluarganya kelak tidak perlu menanggung beban kehilangan kepala keluarga. Anaknya pun tidak harus menanggung perasaan kehilangan ayah.
Bisa dibayangkan hal-hal sekecil itu dapat memberikan dampak yang begitu besar. Hal ini terjadi karena Kamu adalah bagian dari rangkaian generasi. Keburukan yang dilakukan jangan dikira hanya selesai di kamu saja, karena bisa jadi dilihat dan ditiru oleh orang lain.
Jadi, mulailah hidup dengan bertanggung jawab. Sekedar membuang sampah, merokok, makan, atau hal-hal lainnya.
Hans Jonas juga mengenalkan prinsip untuk dijadikan kiat dalam etika masa depan :
Dahulukan ramalan negatif untuk menduga situasi di masa depan
Contohnya :

Sumber gambar dari: pixabay.com
a. Jika aku tidak makan, maka aku akan terjangkit maag.
b. Setiap gedung di UNS ada APAR, yang digunakan untuk antisipasi terjadinya kebakaran.
Jika kemungkinan buruk itu terjadi, maka kita sudah siap. Kalau tidak terjadi- pun tidak menjadi masalah.
Etika masa depan ini sebenarnya sudah tertuang dalam surah al-Baqarah, 2:30:
Ingatlah ketika Allah berfirman kepada Para Malaikat: “Sesungguhnya aku hendak menjadikan manusia (perempuan dan laki-laki) sebagai khalifah di bumi (khalifah fil ardh).”
Manusia memiliki tugas utama sebagai khalifah fil ardh atau pemimpin di bumi ini. Untuk menjalankan tugas tersebut pun, Allah telah berikan manusia dengan akal agar mampu mempertimbangkan setiap keputusan dan tindakan dengan bijak.
Dengan dianugerahi akal, Allah meminta manusia untuk dapat mengelola apa yang ada bumi ini dengan hati-hati dan bertanggung jawab, demi menjaga keberlanjutan kehidupan di masa kini dan mendatang.
Sore: Istri dari masa depan mengajarkan kita untuk lebih bertanggung jawab atas apa yang kita lakukan. Kita tidak hidup sendiri, ada banyak hal disekitar kita yang akan terdampak dari setiap tindakan yang kita buat, entah itu masa kini maupun masa depan.
Bertindaklah sedemikian rupa sehingga efek dari tindakanmu tidak merusak kemungkinan hidup dimasa depan.
-Hans Jonas
Sumber Referensi: