You are currently viewing Insight Film ‘Mencari Hilal’

Insight Film ‘Mencari Hilal’

Membedah tantangan perbedaan antara seorang ayah dan anak terkait pemikirannya tentang Islam yang ‘Kuno’ dan Islam ‘Masa Kini’

Penulis : Zuko dan Hanin

Kenapa kita perlu membedah film ini?

Film yang rilis pada 2015 ini  menceritakan tokoh utama Pak Mahmud dan Heli dalam mencari hilal. Berbagai peristiwa dan konflik turut mewarnai perjalanan, hingga seringkali mereka memiliki pemikiran yang berbeda dalam memecahkan dan menghadapinya. Pak Mahmud dengan pemikirannya tentang Islam yang konservatif dan Heli dengan pemikiran Islam yang fleksibel. Penasaran bukan?

Teknologi itu bid’ah? 

Scene diatas menggambarkan Pak Mahmud dan Syaiful yang sangsi dengan cara yang digunakan pemerintah dalam menentukan hilal, banyaknya biaya yang dihabiskan hanya untuk sidang isbat menjadi penyebab merasa sangsinya Pak Mahmud dan Syaiful terhadap pemerintah. Mereka berdua masih percaya dengan ajaran dari kyai pesantren dalam mencari hilal menggunakan kirab dengan berjalan kaki menuju selatan. Cara itu tentu saja bertentangan dengan metode pencarian hilal modern oleh pemerintah melalui sidang Isbat.

Scene selanjutnya terdapat adegan dialog antara Pak Mahmud dengan Heli tentang perbedaan pandangan mengenai penggunaan teknologi. Scene ini menjelaskan bahwa teknologi ada dan diciptakan untuk memudahkan manusia dalam melakukan kegiatan termasuk ibadah. Islam tidak melarang dan mengekang umatnya untuk maju dan modern, melalui Al-Qur’an justru Islam mendukung kemajuan umatnya untuk mengadakan penelitian serta eksperimen dalam bidang apapun termasuk bidang teknologi. 

Perkembangan bidang tersebut pada masa sekarang tak lepas dari peran penting ilmuwan muslim di masa lalu, salah satunya adalah Ibnu Al-Haytham, seorang ilmuwan yang dikenal sebagai pelopor dalam bidang optika dan metodologi penelitian ilmiah. Al-Haytham mengembangkan teori tentang cahaya, menjelaskan bahwa objek terlihat karena cahaya yang dipantulkan ke mata. Karyanya itu menjadi dasar bagi teknologi modern seperti kamera. 

Dari kedua scene diatas kita bisa ambil contoh studi kasus Kementerian Agama yang memiliki inovasi dengan diluncurkannya Qur’an kemenag dalam berbagai bentuk format seperti aplikasi berbasis Android. Tujuannya agar memudahkan masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama islam untuk mengkaji Al-Qur’an dengan baik agar tidak terjadi kesalahpahaman penerjemahan, seperti kasus surat Al-Maidah yang sempat membuat kericuhan beberapa tahun yang lalu di Indonesia. 

Sumber gambar berita : Suara.com & detikNews.com

Dagang termasuk ibadah?

Pada scene ini menceritakan tentang seseorang yang ingin membeli barang dagang Pak Mahmud dalam kondisi tidak baik. Setelah mendapat penjelasan dari Pak Mahmud, pembeli ikhlas menerima kondisi barang dan terjadi akad jual beli di antara mereka.

Adab jual beli itu juga pernah Rasulullah contohkan, yaitu cara berdagang yang baik yang bisa memberikan keuntungan kepada penjual dan pembeli. Rasulullah menekankan bahwa penjual harus jujur dan mau menerangkan keadaan barang yang didagangkan agar mendapat berkah dalam jual beli mereka. Dihapuskan keberkahan jual beli mereka, apabila berbohong dengan menutupi kondisi barang yang buruk atau cacat.

Dari scene diatas bisa diambil contoh studi kasus yang relate dalam real life seperti kisah KH. Oemar Sahla. Beliau adalah seorang da’i yang juga menyempatkan waktunya untuk berdakwah sambil berdagang. Singkatnya beliau berdagang di pasar besar Malang mulai pagi sampai sore. Cara berdagang beliau tetap menggunakan sistem muamalah yang Islami (pembelian kredit atau kontan tetap dengan satu harga). Disela-sela itu beliau nyempatin waktu buat berdakwah, contohnya menyadarkan dan membimbing para preman pasar untuk bertobat melalui pendekatan dari hati ke hati, lalu membentuk jami’yyah silaturahmi pedagang Madura, dan juga mengajak para pegawai kantor dan karyawan toko di pasar tersebut melaksanakan sholat dhuhur.

Perlukah izin untuk tenang dalam beribadah?

Kegiatan peribadatan tidak berjalan seperti seharusnya. Ibadah umat Kristen yang awalnya khidmat tiba-tiba menjadi ricuh karena kedatangan sekelompok ormas Islam dari daerah lain. Ormas tersebut berusaha mengganggu ibadah umat Kristen, karena mereka merasa bahwa ibadah yang mereka lakukan tidak sah secara hukum dan tidak ada izin IMB (Izin Mendirikan Bangunan). Umat Kristen merasa bahwa jika mereka dilarang untuk beribadah di rumah mereka sendiri, lalu mereka akan beribadah dimana? Padahal ibadah ini adalah hak mereka.

Para warga sudah semakin rusuh karena termakan omongan ormas dari luar daerah itu tentang isu penyebaran kristenisasi. Jemaat Kristen awalnya memang hanya ada beberapa dari setiap keluarga, lalu bertambah karena adanya kelahiran. Selain masalah IMB juga terdapat masalah mengenai lahan parkir. Jumlah jemaat terus bertambah dan banyak warga lain juga ikut beribadah di desa ini. Membuat lahan parkir menjadi tidak cukup dan tidak teratur sampai melebihi jalan dan halaman warga.

Islam adalah agama yang penuh dengan cinta. Lalu, apakah Islam mempunyai jawaban yang tidak melukai siapapun dari permasalahan ini? Pak Mahmud dan Heli mencoba mencari jalan tengah dari permasalahan ini dengan mengumpulkan beberapa warga, tokoh masyarakat, dan tokoh agama. Setelah didapati kesepakatan, warga desa bisa kembali hidup damai dalam berdampingan dengan antar umat beragama yang berbeda keyakinan. Sudah sepatutnya antar ormas dan umat beragama tidak saling mengganggu dan saling menghormati satu sama lain. Karena dengan toleransi akan tercipta ketentraman dan kedamaian.

Contoh toleransi serupa yang terjadi di Indonesia adalah Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral di Jakarta Pusat. Toleransi tersebut antara lain seperti pemanfaatan lahan parkir secara bergantian saat perayaan hari raya keagamaan. Saat ibadah Jumat Agung di Gereja Katedral bersamaan dengan salat Jumat di Masjid Istiqlal, umat dari kedua agama saling menghormati. Terowongan persahabatan bawah tanah yang menghubungkan antara keduanya merupakan simbol kerukunan antar umat beragama tanpa merasa terasing. Terowongan ini memungkinkan adanya perjumpaan, dialog, dan berbagi perjalanan spiritual yang diharapkan dapat memperkuat semangat persaudaraan dan membangun generasi yang lebih toleran.

Tradisi kenduren dalam Islam, apakah bid’ah?

Sudah menjadi tradisi pada saat menjelang malam takbiran, para warga desa melakukan kegiatan malam kenduren. Walaupun belum dapat dipastikan tanggal lebaran resmi kapan, mereka tetap melaksanakan tradisi yang telah diajarkan oleh guru-guru mereka. Mereka percaya dengan tradisi ini mampu untuk mewujudkan nilai-nilai keislaman dan juga membawa keberkahan dan keselamatan. Pak Mahmud merasa tradisi ini adalah bid’ah karena tidak dianjurkan dan yang tidak wajib tetapi diwajib-wajibkan. Kemudian mengenai tanggal lebaran para warga menggunakan hisab munjid, sedangkan Pak Mahmud menggunakan hisab rukyat atau hilal yang telah disepakati oleh ulama. Tradisi malam kenduren di Indonesia merupakan proses akulturasi budaya perpaduan antara budaya lokal dengan ajaran Islam.

Menurut kalian insight film apa nih yang akan kita bahas lagi? Tulis di kolom komentar, ya!

Referensi :

Elvina Juniatri, Sururuddin, & Mila Wahyuni. (2022). Pesan moral pada film Mencari Hilal: Analisis Semiotika Roland Barthes. Journal of Religion and Film, 1(2), 96-115. https://doi.org/10.30631/jrf.v1i2.8 

M. Nuh Ulul Azmi. (2021, 31 Juli). STRATEGI DAKWAH DENGAN CARA BERDAGANG (Biografi KH. Oemar Sahla). Pamdi: https://pamdi.or.id/2021/07/31/strategi-dakwah-dengan-cara-berdagang/ 

Profil Tokoh. (2024, 27 Mei). Mengenal Bapak Optik Modern yang Sangat Menginspirasi. Kumparan: https://kumparan.com/profil-tokoh/mengenal-bapak-optik-modern

Kementerian Agama Republik Indonesia. (2023). “Toleransi Beragama.” https://kemenag.go.id/hindu/toleransi-beragama-hyv3tv

Kurniawan, Agus. (2025). “Terjalin Toleransi yang Indah antara Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral.” Kompasiana. https://www.kompasiana.com/agus27737/677d18a1ed6415250a572592/terjalin-toleransi-yang-indah-antara-masjid-istiqlal-dan-gereja-katedral

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Gunungkidul. (2023). “Tradisi Kenduren: Wujud Kebersamaan dan Solidaritas Masyarakat.” Desa Tepus, Gunungkidul. https://desatepus.gunungkidulkab.go.id/first/artikel/2760-Tradisi-Kenduren–Wujud-Kebersamaan-dan-Solidaritas-Masyarakat

Tinggalkan Balasan