You are currently viewing Mengulik Pers Secara General dan Perspektif Pers Islam

Mengulik Pers Secara General dan Perspektif Pers Islam

Halo Sobat Ukmi!

Pers telah menjadi bagian penting dalam kehidupan manusia sejak lama. Dari media cetak hingga era digital, pers berperan dalam menyebarkan informasi, mengawasi kebijakan, dan menjadi wadah aspirasi masyarakat. Namun, kebebasan pers juga menghadapi tantangan, seperti sensor, propaganda, dan berita palsu. 

Bagaimana perkembangan pers di Indonesia dan dunia? Bagaimana Islam memandang peran pers dalam kehidupan sosial? Mari kita bahas! 

Berbeda dengan sekarang yang cukup membaca dalam genggaman, dahulu media massa dapat dibaca dari koran serta media cetak. Tentunya ini berkaitan dengan adanya istilah Pers. Pers dalam bahasa belanda berarti menekan, karena untuk mencetak sebuah surat kabar, sebuah mesin cetak harus menekan kertas dengan cetakan artikel untuk menyalurkan tulisan pada surat kabar. Namun seiring perkembangan zaman, Pers di era sekarang diartikan sebagai lembaga yang peran untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat luas sesuai dengan kode etik jurnalistik.

Lalu, Bagaimana perkembangan Pers di Indonesia dalam masa ke masa?

1. Awal Mula Pers di Indonesia

   Pers Indonesia bermula dari era kolonial dengan surat kabar berbahasa Belanda seperti Bataviasche Courant. Sementara itu, Medan Prijaji yang didirikan oleh Tirto Adhi Soerjo menjadi pelopor pers pribumi dan memicu kesadaran nasional.

2. Pers dan Perjuangan Kemerdekaan

   Pada awal abad ke-20, surat kabar seperti Indonesia Merdeka dan Soeara Rakjat menjadi media perjuangan melawan penjajahan. Pers berfungsi sebagai alat propaganda dan komunikasi bagi para pejuang kemerdekaan.

3. Pembentukan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) 

   Pada 9 Februari 1946, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) didirikan di Surakarta sebagai wadah jurnalis nasional. Tanggal ini kemudian ditetapkan sebagai Hari Pers Nasional untuk menghormati peran pers dalam perjuangan bangsa

4. Pers di Era Orde Baru dan Reformasi

   Pada masa Orde Baru, pers mengalami banyak pembatasan melalui regulasi ketat seperti SIUPP (Surat Izin Usaha Penerbitan Pers). Setelah Reformasi 1998, kebebasan pers semakin terbuka dan jurnalisme menjadi lebih independen dalam mengawal demokrasi 

Berita pertama: Usman Kansong. (2025, Februari 11). Skenario masa depan pers. Kompas.id. Diakses pada 14 Februari 2025, dari https://www.kompas.id/artikel/skenario-masa-depan-pers

Berita kedua: Verelladevanka Adryamarthanino, Tri Indriawati. (2023, 8 Februari). Perkembangan pers di Indonesia dari masa ke masa. Kompas. https://www.kompas.com/stori/read/2023/02/08/150000579/perkembangan-pers-di-indonesia-dari-masa-ke-masa

  • Internasional

Berita pertama: Shri Bimo, E. (2024, 28 Oktober). 5 jurnalis Palestina gugur dalam pembunuhan terorganisir oleh tentara Israel, total sudah 182 tewas. Kompas TV. https://www.kompas.tv/internasional/549116/5-jurnalis-palestina-gugur-dalam-pembunuhan-terorganisir-oleh-tentara-israel-total-sudah-182-tewas

Berita kedua: VOA. (2024, 13 September). Israel cabut izin pers jurnalis Al Jazeera. VOA Indonesia. https://www.voaindonesia.com/a/israel-cabut-izin-pers-jurnalis-al-jazeera/7782733.html

Nilai-Nilai Pers

Layaknya sebuah hidup, pers juga harus memiliki Nilai dan Tujuan yang membuat langkah pers akan terarah dari awal hingga akhir. Harapannya, pers akan selalu memiliki Nilai yang akan menjaga kualitas pers yang baik. Menghimpun dari berbagai sumber, pers memiliki tanggung jawab seperti.

  1. Pers menyebarkan informasi yang bersifat realita
  2. Pers mengedepankan sikap kritis dan skeptis terhadap apapun
  3. Selain berfungsi sebagai media informasi, pendidikan, dan hiburan
  4. Tidak membawa kepentingan kelompok maupun pribadi
  5. Pers menyebarkan berita yang adil dan tidak bersifat provokatif

Lalu, Bagaimana Islam memandang pers atau media massa?

Sejalan dengan nilai-nilai pers, maka itu akan sesuai dengan nilai yang diterapkan islam. Pers atau media dapat menjadi sarana syiar amar ma’ruf nahi munkar, atau menyebarkan ajaran yang menyuruh ke kebaikan dan mencegah kejahatan. Dengan adanya pers, sesama muslim akan lebih mudah untuk mendapatkan kabar yang terjadi untuk membentuk solidaritas muslim.

Sejarah Pers dalam Islam pada Era Golden Age 

Pada era keemasan Islam (abad ke-8 hingga ke-14), komunikasi tertulis berkembang pesat meskipun belum ada media massa modern. Berbagai metode digunakan untuk menyebarkan informasi, pendidikan, dan dakwah.

1. Penerjemahan Ilmu

   Di Baghdad, “Bayt al-Hikmah” menerjemahkan karya Yunani, Persia, dan India ke dalam bahasa Arab, memperkaya pengetahuan Islam.

2. Manuskrip dan Buku

   Ilmuwan menulis buku dalam berbagai bidang seperti teologi, filsafat, dan matematika, yang kemudian disalin dan disebarluaskan.

3. Peran Masjid dan Madrasah

   Masjid dan madrasah menjadi pusat diskusi ilmiah dan penyebaran ilmu melalui ceramah serta tulisan.

4. Jurnal dan Surat Kabar Awal

   Kota seperti Baghdad dan Kairo memiliki dokumen tertulis yang menyerupai jurnal untuk menyebarkan berita penting.

Referensi:

Jejak Islam. (2021). Lahirnya pers Islam di Indonesia. Retrieved from https://jejakislam.net/lahirnya-pers-islam-di-indonesia/

Kudus Journal. (2020). Membingkai sejarah pers Islam di tengah terpaan era digital. Retrieved from https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/komunikasi/article/download/453/446 Nasution, S. (2018). Sejarah peradaban Islam. Retrieved from https://repository.uin-suska.ac.id/10391/1/Sejarah%20Peradaban%20Islam.pdf

Bagaimana pers islam di era sekarang?

Pers islam di era sekarang bukan hanya sebagai sarana penyebaran infomasi. Namun juga, pers islam memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga ukhuwah islamiyyah dan solidaritas antar muslim. Seperti halnya yang terjadi di Palestina pers terkhusus pers islam atau media islam selain memberikan informasi tentang keadaan yang terjadi, namun juga untuk menggalang solidaritas dan kepedulian sesama muslim.

Seperti halnya islam sebagai rahmatan lil alamin, pers islam bukan hanya memberikan perhatiannya ke muslim saja, namun memberikan fokus kita sebagai manusia yang juga memiliki rasa humanis dan cinta kedamaian.

Kesimpulan

Secara bahasa, pers dalam bahasa belanda berarti “mencetak”, sesuai pada eranya bahwa penyebaran informasi sangat erat pada media cetak. Namun pers akan selalu berkembang setiap masanya. Hingga pada akhirnya, makna pers bukan lagi sekedar media cetak, namun sebuah lembaga yang memiliki tugas untuk menyebarkan informasi. Banyak pandangan tentang pers, pun Islam memiiki pandangan tersendiri terhadap pers. Dalam islam, pers tidak hanya sebagai penyebaran informasi, namun juga pengerat ukhuwah islamiyyah dan sarana kepedulian sesama makhluk Allah. 

Tinggalkan Balasan